top of page
Search

Pembukaan Bar dan Klub Malam Dapat Meningkatkan Penyebaran Covid-19

Dengan melonggarnya PSBB oleh pemerintah demi menggerakkan kembali ekonomi yang sempat terhenti beberapa waktu lalu, tempat ibadah sampai cafe dan bar kini kembali dibuka secara bertahap. Namun, potensi penyebaran virus kini menjadi kembali terbuka, terlebih apabila pengunjung maupun pengelola lalai dalam menjaga prosedur new normal.


Risiko penularan COVID-19 di bar dan klub malam

Korea Selatan beberapa waktu yang lalu sempat membuka tempat hiburan seperti klub dan bar saat pandemi COVID-19. Akan tetapi, satu hari setelah aturan physical distancing dibuka, pemerintah Korea Selatan menutup sekolah hingga tempat hiburan malam.


Pusat pengendalian penyakit Korea Selatan mengatakan pada awal Mei, Korea Selatan menemukan jumlah kasus hampir 0 namun kembali melonjak menjadi 102 pasien dalam 1 hari yang hampir semuanya terkoneksi dengan bar dan klub malam.


Menurut dr. Nasir Husain, direktur medis Henry Ford Macom untuk pencegahan infeksi kepada MLive, risiko penularan COVID-19 di bar cukup tinggi. Pasalnya, setelah beberapa tegukan minuman beralkohol, banyak orang yang tidak sadar atas perilakunya.


Kebanyakan orang mungkin tidak menjalankan upaya mencegah COVID-19, mulai dari menjaga jarak dari orang lain hingga mencuci tangan. Terlebih lagi, orang tidak akan menggunakan masker saat minum dan berjoget tanpa memperdulikan jarak dengan orang lain.


Kondisi tersebut yang membuat tingkat risiko penularan dan penyebaran COVID-19 di bar dan klub malam lebih berbahaya dibandingkan restoran biasa.


Penyebaran COVID-19 lebih mudah di dalam ruangan

Tingkat risiko penularan COVID-19 di bar dan klub malam disebut cukup tinggi tentu tidak tanpa alasan. Seperti yang Anda ketahui bahwa penyebaran virus COVID-19 terjadi lewat droplet. Namun, WHO mengungkapkan bahwa droplet (cipratan air liur) pasien COVID-19 dapat bertahan di udara.


Walaupun demikian, masih belum diketahui apakah kekuatan droplet yang ada di udara dapat menginfeksi orang lain. Sementara itu, berada di ruangan dengan ventilasi yang kurang baik juga dapat meningkatkan risiko penyebaran virus.


Pernyataan tersebut pernah dilontarkan oleh para ilmuwan dalam jurnal City and Environment. Mereka berpendapat bahwa virus COVID-19 berukuran amat kecil, tetapi droplet yang dihasilkan mengandung air, garam, dan bahan organik di dalamnya.


Para ahli dari Australia ini juga mencatat ketika kadar air droplet menguap, materi ringan, seperti virus menjadi kecil dan ringan untuk tersebar di udara. Seiring dengan berjalannya waktu, ada kemungkinan konsentrasi virus akan menumpuk dan meningkatkan risiko infeksi.


Hal ini ternyata berlaku di tempat yang memiliki tingkat udara yang stagnan, terutama ruangan yang dipenuhi dengan orang-orang, seperti bar dan klub malam.


Faktor yang pengaruhi penularan COVID-19 di ruangan

Kegiatan yang akan dilakukan di tengah pandemi COVID-19, terutama di masa transisi ini, risikonya akan bergantung pada sejumlah faktor.


Pertama, intensitas kontak. Apabila Anda berada di ruangan yang penuh sesak dalam waktu yang lama dan berbicara dengan orang lain dalam jarak dekat, tingkat risiko pun ikut meningkat.


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) juga mengungkapkan bahwa jika seseorang berada di dekat virus dalam waktu kurang lebih 15 menit, risiko tertular virus pun lebih tinggi.


Kedua, jumlah orang yang bersama Anda. Umumnya, semakin sedikit jumlah orang yang ditemui, semakin kecil pula risiko tertular virus. Maka itu, beberapa negara menyarankan masyarakat untuk mengadakan pertemuan dalam jumlah yang terbatas.


Terakhir, mitigasi yaitu apa yang dapat dilakukan oleh Anda dan masyarakat sekitar untuk mencegah penularan virus COVID-19. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan masker ketika pergi ke salon di tengah pandemi dan tidak mengobrol dengan pelanggan lain.


Jika protokol kesehatan yang telah dibuat sedemikian rupa dilanggar, kemungkinan besar risiko penularan virus pun ikut meningkat. Hal ini membuat para ahli mewanti-wanti masyarakat bahwa hanya karena semua tempat sudah mulai dibuka, bukan berarti risikonya ikut hilang.


Maka dari itu, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kembali, apakah malam yang dihabiskan di klub malam dan bar sepadan dengan risiko penularan COVID-19.

2 views0 comments

Opmerkingen


bottom of page